Akhlak tercela kepada Allah SWT

    A.  Akhlak Terpuji Kepada Allah SWT
       Akhlak  adalah suatu kebiasaan sikap dan perbuatan spontan dalam kehidupan sehari-hari yang telah tertanam dalam jiwa seseorang. Akhlak yang terpuji atau yang disebut dengan akhlak mahmudah berkebalikan dengan akhlak yang tercela atau akhlak mazmumah. Akhlak yang yang terpuji adalah segala kebiasaan perilaku yang baik, sedangkan akhlak yang tercela sebaliknya. Apa sajakah akhlak terpuji kepada Allah? Pahamilah uraian materi berikut!

A.   Ikhlas
       Ikhlas artinya melakukan perbuatan  dengan mengharapkan keridhoan Allah semata, bukan karena mengharapkan keuntungan dari orang lain.
       Prof. Dr. Hamka mendefinisikan ikhlas ialah bersih, tidak ada campuran, ibarat emas adalah emas tulen (asli) tidak bercampur perak sedikitpun, maksudnya ikhlas berarti murni dan bersih dari sifat tamak, riya, dan sombong kepada siapapun juga.
       Adapun sifat-sifat tamak yang merusak ikhlas antara lain sebagai berikut.
1.     Riya
Riya adalah memperhatikan amal untuk mendapat pujian dari orang lain.
2.    Sum’ah
Sum’ah adalah menceritakan amalan untuk mendapatkan perhatian dan sanjungan.
3.    Nifak
Nifak adalah memamerkan amalan agar masyarakat/orang lain memberikan penghargaan kepadanya padahal hatinya benci pada amal itu.
Isyrak
4.    Isyrak artinya bercampur dengan yang lain atau berserikat.
“Sesungguhnya (nilai) perbuatan itu (tergantung) dengan niatnya, sesungguhnya bagi setiap orang (ganjaran/pahala) menurut apa yang diniatkan”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Perhatikan Q.S Al-A’raf [7] ayat 29 berikut!
(29)... ۚ لدِّينَ لَهُ مُخْلِصِينَ وَادْعُوهُ مَسْجِدٍ كُلِّ عِنْدَوُجُوهَكُمْ وَأَقِيمُوا …
“…       Hadapkanlah mukamu lurus-lurus tiap-tiap sembahyang dan mintalah kepada-Nya serta mengikhlaskan agama kedapa-Nya…” (Q.S. Al-A’raf [7]:29)

Al-Qur’an surat Al-Bayyinah ayat 5!
 “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (Q.S.Al-Bayyinah[98]:5)
Contoh akhlak ikhlas, adalah sebagai berikut :      
1.    Sahabat  Abu Bakar As Sidiq pembebaskan budak bernama Bilal Bin Rabbah dengan hartanya sendiri, meskipun hartras yang dikeluarkan tidak sedikit.
2.    Mengambil kotoran yang menghalangi jalan tanpa perintah orang lain.
3.    Membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah tanpa dipintah dahulu.,

B.  Taat
          Taat artinya telah memenuhi dan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah, dengan ikhlas semata-mata mengharap ridho Allah. Taat dalam hal ini juga dapat disebut dengan taqwa kepada Allah.
       Cara menaati Allah dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan didalam Al-Qur’an dan mencontoh prilaku Rasulullah SAW. Perhatikan firman Allah berikut ini:
1.    Q.S An-Nisaa [4] ayat 59
Artinya: “Hai orang-rang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri diantara kamu...” (Q.S An-Nisaa [4] ayat 59)
                 
2.    Q.S Al-Anfal [8] ayat 46
Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan , yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Q.S Al-Anfal [8] ayat 46

C. Khauf
       Khauf artinya bersikap takut dan khawatir. Akhlak khauf terhadap Allah artinya senantiasa  takut dan khawatir terhadap Allah SWT akan azab-Nya apabila melanggar larangan-Nya karena Allah selalu mengawasi segala perbuatan hamba-hamba-Nya. Perhatikan ayat-ayat berikut !
1.    Q.S Al- Fathir [35] ayat 2
Artinya: “Takut kepada Allah diantarta hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama “. (Q.S Al-Fathir [35] ayat 28)

2.    Q.S Ali-Imran [ 3] ayat 175 .
Artinya: “sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syetan yang menakutnakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy ), karna itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar beriman “. (Q.S Ali-Imran [3] ayat 175)

3.    Q.S. An-Naazi’at [79] ayat 40 dan 41
Artinya: “Dan adapun orang-orang yanga trakut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawanafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat  tinggal(nya) “. (Q.S Al-Naazi’at [79] ayat 40 dan 41).
Menurut sabda Rasulullah SAW, ada 3 perkara yang dapat menyelamatkan manusia, yaitu sebagai berikut .
1.    Takut kepada Allah ditempat yang tersembunyi maupun  yang terang.
2.    Berlaku adilk pada waktu rela maupun pada waktu lemah.
3.    Hidup sederhana pada waktu miskin maupun pada waktu kaya.
(H.R. Abu Syaikh )
Adapun  hal-hal yang mendorong manusia bersikap Khauf kepada Allah antara lain sebagai berikut :
1.    Mengetahui bahwa azab Allah sangat pedih.
2.    Mengetahui keagungan dan kekuasaan Allah.
3.    Meyakini bahwa segala perbuatan akan mendapat balasan dari Allah.
4.    Menahan nafsu dan senantiasa berdzikir kepada Allah .
Contoh akhlak Khauf terhadap Allah
1.    Dalam situasi dan kondisi apapun , iman seseorang tetap dijaga sehingga selalu menegakkan kebenaran dan keadilan, yang iya takuti hanya azab Allah bila melanggar apa yang dilarang-Nya.
2.    Mengerjakan kewajiba bagi seorang muslim karna takut akan azab Allah seperti: sholat lima waktu, puasa, zakat, dan haji.
D. Tobat
       Tobat artinya meninggalkan perbuatan salahj atau dosa dengan penyesalan. Akhlak tobat kepada Allah artinya sikap untuk meninggalkan sifat dan perbuatan dosa dengan penyesalan diiringi niat untuk tidak melakukan perbuatan dosa itu lagi. Perhatikan firman Allah berikut :
1.    Q.S. An-Nur [24] ayat 31
 Artinya: “Dan tobatlah  kamu semua  kepada Allah wahai orang-orang yang beriman  agar kamu beruntung. “ (Q.S. An-Nur [24] ayat 31)

2.    Q.S. At-Thamrin [66] ayat 8
 Artinya; “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobatan nasuha (tobat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Robbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu kedalam jannah yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.” (Q.S. At-Thamrin [66] ayat 8)


       Contoh dari Rasulullah tersebut dapat dilakukan dengan cara membaca istigfar pada setiap selesai  sholat fardhu 7 kali untuk dosa lahir dan 7 kali  dosa batin sehingga perhitungannya 2 x 7 x 5 = 70 kali.
Ada beberapa syarat agar tobat kita diterima Allah SWT
1.    Menghentikan perbuatan maksiat atau dosa.
2.    Menyesali segala dosa yang diperbuat.
3.    Berjanji dengan sepenuh hati untuk tidak mengulangi lagi.
4.    Jika menyangkut orang lain, harus minta maaf kepada yang bersangkutan.

B.   AKLAK TERCELA KEPADA ALLAH SWT

Akhlak tercela kepada Allah  antara lain :
A.   RIYA’
1.    Pengertian Riya’
Kata riya’ berasal dari bahasa arab yang berarti memperlihatkan atau pamer, yaitu memperlihatkan sesuatu pada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya. Kata lain mempunyai arti serupa dengan riya’ ialah sum’ah. Sum’ah berarti kemasyhuran nama, baik sebutan. Orang yang sum’ah dengan perbuatan baiknya, berarti ingin mendengar pujian orang lain terhadap kebaikan yang ia lakukan. Dengan adanya pujian tersebut, akhirnya masyur lah nama baiknya dilingkungan masyarakat . disebutkan dalam sebuah hadits :
Artinya : “ barang siapa (berbuat baik ) karena ingin didengar oleh  orang lain (sum’ah ), maka Allah akan mendengarkan kejelekkannya kepada orang lain. Dan barang siapa (bebuat baik ) karena ingin dilihat orang lain ( riya’), maka Allah akan perlihatkan kejelekkannya pada orang lain “. (H.R Bukhari ).
2.    Bentuk-Bentuk (contoh ) Perbuatan Riya’
Bentuk-bentuk (contoh) perbuatan riya’, antara lain sebagai berikut :
a.    Seorang siswa mau melaksanakan tugas piketnya secara baik sesudah guru masuk kekelas, dengan harapan agar guru menilai bahwa siswa tersebut  tergolong siswa yang rajin melaksanakan tugas.
b.    Seseorang yang menyantuni anak yatim dihadapan banyak orang dengan maksud agar orang banyak menilai dirinya sebagai orang yang dermawan dan baik hati.
3.    Larangan Berbuat Riya’
Artiya : “ wahai orang-orang yang beriman ! janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti ( perasaan penerima ), seperti orang yang menginfaqkan hartanya karna riya’ (pamer ) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang diatasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apapun dari apa yang mereka kerjakan dan Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah /2:264).
4.    Akibat Buruknya Riya’
Adapun akibat buruknya riya’ adalah sebagai berikut :
a.    Menghapus pahala amal baik sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 264.
b.    Mendapat dosa besar karena riya’ termasuk perbuatan syirik.
c.    Tidak selamat dari bahaya kekafiran karena riya’ sangat dekat dengan hubungannya sikap kafir.
5.    Perilaku Menghindari Riya’
Perilaku menghindari riya’ antara lain :
a.    Melatih diri untuk beramal secara ikhlas, walaupun sebesar apapun yang dilakukan.
b.    Mengendalikan diri agar tidak merasa bangga apanila ada orang lain memuji amal baik yang dilakukan.
c.    Menahan diri agar tidak emosi apabila ada oranglain yang meremehkan kebaikan yang dilakukan.
d.    Tidak suka memuji kebaikan orang lain secara berlebih-lebihan karena hal itu dapat mendorong pelakunya menjadi riya’ atas kebaikannya
e.    Melatih diri untuk bersaedekah secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari sanjungan orang lain.

2. NIFAK
1. PENGERTIAN NIFAK
Nifak atau kemunafikan berasal dari bahasa arab yang berarti salah satu liang binatang yarbu’yaitu hewan semacam tikus yang memiliki lebih dari satu liang sehingga takala dia di kejar melaui satu liang akan lari menuju liang yang lain. Secara bahasa, kata nifak berarti pura-pura agamanya, lubang tikus dipadang pasir yang susah ditebak tembusannya.
Secara istilah, berarti sikap yang tidak menentu, tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya. Orang yang memiliki sifat nifak disebut munafik.
Hal ini juga disampaikan oleh Allah dalam surat QS. At-Taubah: 67:

الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

67. Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya[648]. mereka Telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. [648] Maksudnya: berlaku kikir[1]
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ciri-ciri munafik ada tiga macam.
Sabda beliau sebagai berikut.
Artinya: “tanda-tanda munafik ada tiga macam. Apabila bicara, dusta; apabila berjanji, ingkar; apabila dipercaya, khianat. (HR. Al-Bukhari nomor 32)

2. Macam-macam Nifak:
1.          Nifak i’tiqadi yakni kemunafikan yg bersifat keyakinan. Ini merupakan nifaq besar. Yaitu seseorang yg menyembunyikan keyakinan kafir lalu menampakkan keislaman. Seolah-olah ia beriman padahal dlm hati menyimpan keyakinan kafir.
2.          Nifak ‘amali yakni kemunafikan yg bersifat amalan. perbuatan yang biasa dilakukan     orang munafik. Misal berkata dusta, ingkar janji ,khianat terhadap yg memberi amanat atau berbuat curang. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Empat hal tersebut apabila ada pada diri manusia ,maka dia seorang munafik yg murni dan barangsiapa yg terdapat salah satu dari empat hal tersebut berarti  pada diri mansia terdapat sebuah kemunafikan: jika dipercaya berkhianat jika berbicara berdusta jika berjanji tdk menepati dan jika bertikai ia berbuat curang.”
SumberBacaan
1.Kitabut Tauhid Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hal: 17-19                                                        
2.Al-Haqiqatusy Syariyyah Muhammad ‘Umar Bazmul hal: 165
3. Tafsir As-Sa’di edisi revisi cet. Ar-Risalah hal: 944

3. CONTOH PERBEDAAN ANTARA NIFAK BESAR DAN NIFAK KECIL
Nifak besar mengeluarkan pelakunya dari agama, sedangkan nifak kecil tidak mengeluarkan dari agama.
1.      Nifaq besar berbeda antara yang lahir dengan yang batin dalam hal keyakinan, sedangkan nifaq kecil berbeda antara yang lahir dengan yang batin dalam hal perbuatan bukan dalam hal keyakinan.
2.      Nifak besar tidak terjadi dari seorang mukmin, sedanghkan nifak kecil bisa terjadi dari seorang mukmin.
3.   Pada galibnya, pelaku nifaq besar tidak bertaubat, seandainya pun bertaubat, maka ada perbedaan pendapat tentang diterimanya taubatnya di hadapan hakim. Lain halnya dengan pelakunya terkadang bertaubat kepada Allah, sehngga Allah menerima taubatnya. [‘Aqidah at-Tauhid (hal. 85-88) oleh Dr. Shalih bin Abdullah al-Fauzan]

4. Akibat Buruk Nifak
1.Tercela dalam pandangan Allah SWT dan sesame manusia sehingga dapat menjatuhkan nama baiknya sendiri.
2. Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya sendiri.
3. Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari –hari
4.  Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki karena orang lain tidak mempercayai lagi.
5. Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir.
6.  Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan   persahabatan yang telah terjalin baik.
7. Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan atau perbuatannya yang tidak menentu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa praaksara